Welcome to My Blog ^ _ ^

Selasa, 25 Oktober 2011

"Tasawuf adalah Jalan Kaum Pilihan"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share this history on :




Bissmilahirahmanirrahim

Alhamdulilah
Segala Puji milik Al Khaliq, segala keagungan milik Al Azhim
Tepatnya hari minggu dimana penganjian mingguan keluarga akan segera dimulai, namun pada saat itu sedikit berbeda dengan minggu minggu sebelumnya, karena pada sore itu dibagikan sebuah buku berjudul Bidayatul hidayah sebagai pembahasan untuk minggu-minggu selanjutnya. Ketika saya menerima buku tersebut spontan saya membuka, namun ketika itu ada sebuah bacaan yang membuat saya tertarik masih di bagian pengantar buku, yaitu Biografi mengenai Al Ghozali. Pada saat itu sub judul yang saya pertama lihat adalah "Tasawuf adalah Jalan Kaum Pilihan" sontak saya tertarik ingin membacanya karena baru kemarin hari saya bersama kelompok Pendidikan Agama Islam mempersentasikan tentang Akhlak dan Tasawuf. Kemudian ketika saya membaca sub-bab tersebut, saya merasa terkejut melihat isi dari tulisan itu, serasa ingin menangis ketika membacanya. Begini kiranya isi dari sub bab tersebut:

Tasawuf adalah Jalan Kaum Pilihan


Suatu ketika Imam Al - Ghozali sedang menyampaikan nasihat kepada para ilmuwan dan intelektual dalam sebuah majelis, tiba tiba adik beluau yang dikenal sebagai seorang wali dan sufi yang berilmu tinggi datang menghampiri. Dia lalu melantunkan puisi:

Engkau perintah mereka untuk giat beribadah
Tetaoi justru engkaulah teladan yang lemah
Engkau lihai menyampaikan ilmu namun jauh dari hidayah
Engkau pandai memberi nasihat, tapi tidak mendapat ibrah
Wahai batu penajam pisau,
Sampai kapan engkau hanya membuat pisau tajam
Akan tetapi engkau tetap tumpul

Puisi ini keluar dengan dorongan rasa ikhlas yang kuat sehingga mampu menembus hati Imam al - Ghozali yang paling dalam dan mampu menggugah kesadarannya tentang kebenaran hakiki yang harus dicari dan tharekat Al - Haq yang segera harus dia jalani.

Sejak kejadian ini Imam Al-Ghozali seringkali merenung dan menyendiri. Ketika itu kehidupannya goncang karena keraguan yang meliputi dirinya. Apakah semua yang telah diraih ini adalah kemuliaan yang benar ? Apakah jalan yang selama ini di tempuh adalah kebenaran yang sesungguhnya? Apakah tujuan dan gaya hidup yang selama ini dia ikuti sedah benar atay mungkin justru sangat salah? Kalau memang benar, mengapa jasad malas beribadah?! Mengapa hati masih jauh dari Allah?! Manakah rasa takut kepada Allah dan manakah rasa khawatir kepada nasih akhir di hari kiamat?! Dimana  kehati-hatian dalam berinteraksi dengan Allah?! bagaimana kedekatan dengan Allah dan seperti apa rasa cinta kepada-Nya?

Pertanyaan-pertanyaan dan berbagai perasaan ragu di atas membuat Imam Al - Ghozali semakin bingung dan goncang, siang dan malam beliau resah dan tidak tenang. Hali itu menyebabkan beliau sulit tidur dimalam hari atau beristirahat di siang hari, bahkan membuat beliau banyak diam menyendiri dan tidak lagi semangat menghadiri forum ilmua yang biasa ia jalani.

Kegoncangan jiwa ini lama sekali menimpa beliau, pada saat itu beliau sering menyendiri dan merenung tentang perjalanan hidupnya selama ini, sambil memohon hidayah dari Allah Dzat Yang Maha Memberi petunjuk. Muhasabah dan tafakkur dia lakukan siang dan malam, hingga akhirnya beluau menerima petunjuk dari Allah.

imam Al - Ghozali mulai tidak yakin kepada pengetahuan yang dihasilkan melalui panca indra sebab panca indera sering kali salah atau berdusta, di samping dia juga bersifat fana dan sangat melelahkan. Beliau kemudian mencoba meletakkan kepercayaannya kepada pengetahuan akal, tetapi ternyata ia juga tidak memuaskan, justru ia semakin membawa kebingungan dan kebuntuan. Karena ternyata akal adalah penghalang hati untuk mengenal Allah atau untuk mendekat kepada-Nya. Pada akhirnya Imam Al -Ghozali merasa harus kembali kepada jalan para nabi serta para sahabatnya. Yaitu menempuh jalan kehidupan yang zuhud (tidak cinta dunia) dan wara' (menjauhi hal hal yang samar) serta memaksa diri untuk mematikan segala dorongan hawa nafsu yang diterangkan di dalam ilmu Tasawuf.  Beliau mulai yakin bahwa tasawuflah yang dapat menghilangkan segala keraguan dan kegalauan yang melanda jiwanya dan denga ilmu "membersihkan hati" itulah dia akan mendapatkan yang benar.

Bukan hanya sehari setelah mempersentasikan tentang Tasawuf saya mendapatkan bacaan ini, namun saat ini ketika saya menulis tulisan ini, tepat tadi sore saya mendapatkan tugas dari mata kuliah filsafat untuk membahas tentang Al Ghozali. Mungkin ini pesan yang ingin Allah sampaikan, supaya saya bisa belajar banyak dari kisah hidup Al Ghozali


Ya Allah,  jadikanlah hamba termasuk orang-orang yang benar
Tunjukanlah kepada Hamba bahwa yang benar itu benar
dan mudahkan hamba untuk mendekatinnya
serta tunjukan bahwa yang salah itu salah
dan mudahkan hamba untuk menjauhinya

Maafkan mulut ini yang hanya bisa berkata kata
namun tidak mampu untuk melaksanakan
Maafkan telinga ini yang hanya bisa mendengar
tapi tidak mampu untuk melakukan
Hamba yang selalu mengajak kepada kebenaran tapi hamba sendiri yang jauh dari-Mu

Ya Allah jadikan hati ini mampu bersinar terang untuk melihat segala nikmat-Mu
jangan jadikan mata ini mampu melihat tapi hati ini buta untuk melihat segala nikmat-Mu
Duhai Allah, kepada siapa lagi hamba meminta jika bukan kepada-Mu
Hamba malu pada-Mu, Hamba malu pada kekasihMu atas segala apa yang selama ini hamba perbuat
Tuntun hamba selalu Allah, untuk menuju kejalanMu yang lurus, jalan yang engkau berikan kenikmatan
bukan jalan jalan yang Engkau murkai, bukan pula jalan mereka yang sesat. Aamiin Ya Mujib

0 komentar:

Posting Komentar