UKHTI, BANTU KAMI MENUNDUKAN PANDANGAN...
“Katakanlah kepada orang laki-laki
yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Mahamengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang
beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya.”
(QS. an-Nur [24]: 30-31)
Alhamdulillah,
puji dan syukur atas segala nikmat yang begitu besar yang Allah berikan, shalawat beserta salam kepada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Seorang
muslim sejati sudah sepantasnya saling berlemah lembut terhadap sesama muslim
yang lain. Sebagaimana firman Allah Ta’ala;
“ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”
(QS. Ali Imran[3]:
159)
Al Hasan Al Bashri –Rahimahullah-
mengatakan, “Berlaku lemah lembut inilah akhlaq Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diamana beliau diutus dengan membawa
akhlaq yang mulia ini.”[1]
Maka menjadi tugas seorang muslim untuk saling berlemah
lembut terhadap sesama dan mencontoh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai suri tauladan terbaik bagi
umat manusia. Semoga tulisan ini bisa menjadi jalan untuk saling mengigatkan
dalam kelemah lembutan. Lebih lagi terhadap wanita yang sangat lembut dalam hal
perasaan. Sebagaimana hadits dari Abu
Hurarirah -radhiyallahu ‘anhuma- Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda;
”Berwasiatlah
kalian kepada para wanita dengan kebaikan karena mereka itu diciptakan dari
tulang rusuk dan bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian
yang paling atas. Bila engkau paksakan untuk meluruskannya, maka engkau akan
mematahkannya. Namun bila engkau biarkan begitu saja (tidak engkau luruskan)
maka dia akan terus menerus bengkok. Karena itu berwasiatlah kalian kepada para
wanita.”
(Shahih, H.R.
Bukhari no. 4787)
Dari hadits ini kita bisa mengambil faedah bahwa menasehati
wanita adalah dengan memaafkan dan bersabar atas kebengkokan mereka. Namun
tidak pula membiarkannya terus menerus dalam kebengkokan, tentunya dengan cara
yang lemah lembut. Sebagaimana Al Hafidz
Ibnu hajar Al Asqalani -Rahimahullah-
berkata[2]: “Dan dalam sabda Nabi ‘kepada para wanita dengan
kebaikan’ seakan akan ada isyarat agar suami meluruskan istrinya dengan lemah
lembut, tidak berlebih lebihan hingga mematahkannya. Dan tidak pula
membiarkannya hingga ia terus menerus di atas kebengkokannya.”
Dalam Islam, wanita begitu sangat dimulikan, sebagaimana
dahulu pada masa jahiliah wanita begitu sangat direndahkan, kelahiran dan
kehadiran mereka sangatlah dibenci oleh masyarakat jahiliah saat itu. Para bayi
wanita pada saat itu segera dikubur hidup hidup dibawah tanah. Kalaupun
dibiarkan terus hidup, maka wanita tersebut hidup dalam kehinaan tanpa
kemulian. Sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman;
“Ketika bayi
perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh”
(QS At Takwir[81] : 8-9)
Maka munculnya islam adalah sebagai cahaya bagi wanita, islam
begitu memperhatikan dan memuliakan para wanita. Hadits dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhuma- cukuplah menggambarkan begitu dimuliakannya wanita dalam
islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda:
“Apabila seorang
wanita sholat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluan dari zina,
dan taat pada suaminya, maka masuklah kedalam surga dari pintu yang mana saja
yang ia hendaki.”
(H.R.
Ahmad no. 1/191)
MasyaAllah, lihatlah janji Allah yang begitu indah untuk para wanita,
wanita cukup mendirikan sholat 5 waktu tidak perlu sholat yang sunnah, puasa di
bulan ramadhan tidak perlu
puasa-puasa yang sunnah, menjaga kemaluannya dari zina, kemudian taat kepada suaminya,
maka kata Allah masuklah ke dalam surga dari pintu yang mana saja yang kalian
hendaki, MasyaAllah! Begitu luasnya
rahmat dan karunia Allah yang diberikan bagi seorang wanita. Kelak seorang
laki-laki diminta pertanggungjawabannya terhadap 4 wanita sebagai qowwam, yaitu istrinya, ibunya, anak
perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4
orang lelaki, yaitu suaminya, ayahnya, anak laki lakinya dan saudara
laki-lakinya. Ini beberapa sedikit contoh dari begitu banyak kemuliannya yang
diberikan kepada seorang wanita.
Sayangnya, dizaman penuh fitnah ini, kemulian yang Allah
berikan kepada wanita mulai diabaikan. Keringanan yang islam berikan kepada
wanita justru membuat sebagian wanita pada zaman ini menganggap enteng syariat
yang Allah berikan. Salah satunya adalah perintah wanita untuk berjilbab. Allah
Ta’ala berfirman;
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.S. Al Ahzab[33]: 59)
Dalam ayat ini menunjukan perintah
bahwa wajibnya para wanita untuk menggunakan jilbab. Alhamdulillah, kita
lihat saat ini, di lingkungan kita, dibumi tercinta kita Indonesia, sudah
banyak wanita yang sadar akan kewajibannya dalam menggunakan jilbab. Jika kita
bandingkan di era tahun 2000an kebawah, jilbab masih menjadi hal yang asing
bagi sebagian masyarakat kita yang padahal masyarakatnya mayoritas beragama
islam. Dan saat ini patut kita syukuri wanita-wanita muslimah mulai sadar
dengan tata cara berjilbab yang syar’i. (penjelasan tentang jilbab syar’i dan syaratnya bisa dilihat di disini). Namun, ternyata setan tidak mau
kalah dalam hal menggoda para wanita, kini fenomena jilbab syar’i mulai
ditinggalkan dan berganti dengan jilbab berbagai model dengan corak dan warna
yang sangat jauh dari kriteria syar’i. Subhanallah! Para wanita
mulai digoda dan digiring untuk berpenampilan walaupun dengan hijab namun
dengan modis dan stylish. Allah Ta’ala berfirman:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.”
(Q.S. An Nur[24]:
31)
Dalam ayat ini diperintahkan bagi wanita untuk tidak
menampakan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Pada tulisan
ini kita tidak sedang membahas apa yang dimaksud perhiasan wanita dan juga
sedang tidak menjelaskan hukum perhiasan bagi seorang wanita, silahkan merujuk
kitab-kitab fiqih para ulama yang
sudah dengan panjang lebar membahas akan hal itu. Namun terlebih dari itu,
ternyata Allah melarang para wanita untuk menampakan perhiasannya. Namun,
sangat disayangkan melihat realita saat yang terjadi disekeliling kita,
sebagian wanita begitu berlomba-lomba untuk menunjukkan perhiasannya kepada khalayak
ramai, berlenggak-lenggok diatas panggung dengan menggunakan jilbab yang
katanya syar’i dengan kontes yang
bertemakan jilbab modern. Belum lagi
wewangian yang digunakan yang membangkitkan syahwat
laki-laki. Ditambah hiasan pada wajah
untuk mempercantik diri (tabarruj) dengan alasan keindahan, dan
disaksikan oleh ribuan pasang mata laki-laki yang bukan mahram, dan yang
miris mereka mengatasnamakan dakwah kepada jilbab (Subhanallah!). Dari
Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhuma-
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada dua kelompok
penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: kaum yang membawa cemeti seperti
ekor sapi yang memukuli orang-orang dengannya dan para wanita yang berbaju tapi
mereka telanjang, berlenggak lenggok kepala mereka bagaikan punuk unta yang bergoyang.
Wanita-wanita itu tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya padahal bau
surga bisa tercium sejauh sekian dan sekian.”
(Shahih, H.R.
Muslim no. 3971 & 5098)
Dari
Abu Musa Al Asy’ary -radhiyallahu ‘anhuma- bahwanya
ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda;
“Seorang perempuan yang mengenakan
wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang
dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.”
(H.R. An Nasa’i no. 5036, Abu Daud
no. 3642, Tirmidzi no. 2710 & Ahmad 18757, 18879)
Allah Ta’ala berfirman;
”Hendaklah kalian
(para wanita) tetap di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan
seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang dahulu…”
(Q.S. Al-Ahzab[33]:
33)
Makna tabbaruj
seperti yang disebutkan dalam ayat menurut Ibnul Jauzi -Rahimahullah- dalam tafsirnya menyebutkan dua keterangan ulama
tentang makna tabarruj,
Pertama, Abu ubaidah,“Tabarruj: wanita menampakkan kecantikannya (di depan lelaki yang
bukan mahram).” Kedua, keterangan az-Zajjaj “Tabarruj: menampakkan bagian yang indah (aurat) dan segala yang
mengundang syahwat lelaki (non mahram).” [Zadul Masir fi Ilmi at-Tafsir, 3/461
dalam konsultasisyariah.com][3].
Berdasarkan
keterangan tersebut, maka segala upaya wanita dalam menampakan kecantikannya
kepada laki-laki bukan mahram dalam bentuk apapun baik itu jilbab yang berhias,
make up pada wajah terlebih lagi
wanita-wanita yang belum menutupi auratnya termasuk kedalam bentuk tabarruj yang dilarang dari ayat
tersebut.
Allah Ta’ala berfirman;
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).”
(Q.S. Ali ‘Imran[3]:
14)
Ayat ini menunjukan bahwa mecintai wanita dan dunia merupakan
fitrah bagi manusia. Laki- laki tidak dilarang untuk mencintai wanita selama
cintanya tersebut tidak melanggar syariat. Namun sadarkah kita, ternyata
dibalik keindahan tersebut adalah fitnah (ujian) bagi manusia. Dan Allah
menyebutkan wanita diurutan pertama menandakan bahwa fitnah yang paling besar
adalah fitnah wanita. Imam Ibnu Hajar -Rahimahullah-
mengatakan[4]: “Allah menyebut wanita pada urutan pertama sebelum
menyebut yang lainnya . Ini memberikan sinyal bahwa fitnah wanita adalah induk
dari segala fitnah.” Dan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid -radhiyallahu ‘anhuma-
“Aku tidak
meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah
wanita.”
(Shahih, H.R. Bukhari 4706, Muslim 4923 &
4924, Tirmidzi 2704, Ibnu Majah 3988, Ahmad 20751 & 20828)
Kita lihat faktanya saat ini, betapa banyak para lelaki yang
terjerumus kedalam fitnah yang besar ini, mereka rela membuat dirinya lalai
demi mendapat kepuasan dari wanita. Tak pandang bulu, jangankan seorang yang
awam, mereka-mereka yang ahli dalam urusan ibadah pun akhirnya lalai dan jatuh
kedalam jerat fitnah wanita. Maka pantaslah jka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan wanita merupakan fitnah
terbesar.
Sufyan Ats-Tsauri -Rahimahullah-
mengatakan[5], “Silakan kau suruh aku menjaga rumah mewah penuh
harta melimpah, namun jangan kau suruh aku menjaga wanita yang tidak halal
bagiku meskipun berupa budak yang hitam legam.”
Said bin Musayyib -Rahimahullah- mengatakan[6],
“Tidak ada yang saya takutkan melebihi ketakutanku terhadap wanita”. Kita lihat
betapa beliau sangat takut dengan fitnah wanita, padahal usia beliau saat itu
sudah menginjak umur 84 tahun. Tidak hanya itu, penglihatan beliau juga sudah
rabun, itu pun yang bisa dipergunakan hanya tinggal satu mata. Namun demikian
beliau masih tidak merasa aman dari fitnah wanita. Dari
Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu ‘anhuma- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wanita itu aurat, maka bila ia
keluar rumah, setan terus memandanginya (untuk menghias-hiasinya dalam
pandangan lelaki sehingga terjadilah fitnah).”
(H.R. At-Tirmidzi no. 1093)
Bahkan
laki-laki utusan Allah, Nabi Allah Yusuf alaihi
sallam pun tidak lepas dari fitnah wanita. Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan
perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan
wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar
Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu
Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
(Q.S. Yusuf[12]:
24)
Satu lagi fenomena yang terjadi saat ini yang sangat
berbahaya adalah kehadiran sosial media, yang kemudian dimanfaatkan oleh para
wanita untuk menampakan dirinya dengan bangga. Sudah dijelaskan diatas bahwa
wanita merupakan fitnah terbesar bagi laki-laki dan kita tau, sosial media
merupakan tercampurnya akun laki-laki dan wanita. Apalagi jika akun tersebut
dapat diakses oleh siapa saja, maka ini dapat menimbulkan celah untuk
terjadinya fitnah yang besar.
“Kan hanya sekedar foto ?”
Akhwat fillah, sekarang bayangkan jika wanita dalam dunia nyata saja
laki-laki diminta untuk menundukan pandangannya, apalagi dalam dunia maya.
Bayangkan di dunia nyata kami mungkin para lelaki tidak berani memperhatikan
wanita secara terus menerus, hanya dengan curi-curi pandang saja. Tapi
bayangkan, sosial media atau dunia maya menjadikan para lelaki berani memandang
para wanita yang menampakan dirinya tanpa rasa malu sedikitpun. Dan dari
pandangan itulah yang akhirnya membangkitkan syahwat para lelaki yang akhirnya
muncullah hasrat seksual yang akhirnya berujung pada perbuatan maksiat. Bukan
kami tidak menjaga pandangan kami, bukan pula karena kami ingin rajin-rajin
melihat fotomu, tapi sebagaimana yang telah dijelaskan diatas itulah fitrah. Bayangkan, berapa banyak pasang
mata laki-laki yang melihatmu tanpa engkau sendiri mengetahui dan menyadari,
belum lagi fitnah-fitnah yang lain yang sangat mungkin terjadi seperti
pemanfaat dari foto tersebut dan masih banyak lagi. Maka bukankah wanita tersebut
akhirnya menjadi bagian pula atas terjadinya dosa tersebut.
“Bagaimana jika berjilbab?”
Justru yang sedang dibahas disini adalah wanita-wanita
berjilbab yang menampakan dirinya di sosial media. Kalaulah bukan wanita yang
berjilbab sudah tentu itu menjadi ketakutan besar bagi para laki-laki. Bukan
berarti berjilbab kemudia bebas dari fitnah, bahkan bercadar sekalipun. Bagi
sebagian laki-laki justru mereka tergoda dengan wanita-wanita berjilbab, belum
lagi jika wanita tersebut menampakan paras wajahnya yang akhirnya menimbulkan
fitnah bagi para lelaki. Bukankah tujuan hijab sendiri untuk menjaga dan
menutupi ?
Lalu bagaimana hukumnya ? berbicara soal hukum silahkah
merujuk fatwa-fatwa para Ulama yang sudah banyak tersebar di dunia maya ataupun
penjelasan Asatidz yang berpahaman syar’i yang merujuk pemahaman para salafush sholeh. Salah satunya bisa
merujuk fatwa Syaikh Utsaimin -Rahimahullah-[7]
(dalam
http://buletinalfityah.blogspot.co.id/2012/05/memajang-foto-di-facebook.html)
“Dari Imran
bin Husain -radhiyallahu ‘anhuma- dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda;
“Aku
diperlihatkan di surga. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum fakir. Lalu
aku diperlihatkan neraka. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para
wanita.”
(Shahih, H.R.
Bukhari: no. 3002, 4799, 5968, 6064, 4920, Tirmidzi 2527, 2528 & Muslim,
4920 )
Maka Akhwat fillah,
dengan tulisan ini tidak ada maksud untuk menghina bahkan merendah derajat para
wanita, justru dalam tulisan ini penulis ingin sekali mengigatkan para wanita
untuk kembali kedalam fitrahnya yang sudah Allah tetapkan. Kembali memuliakan
wanita sebagaimana cara islam menempatkan wanita diposisi terbaik.
Mari kita pegang erat syariat yang telah Allah tentukan dan Rasulullah
shallallahu ‘alahi wa sallam ajarkan.
Memang berat, memang tidak mudah, memang akan membuat diri kita menjadi asing
ditengah masyarakat, tapi maukah kita menggadaikan kebahagian dunia yang
sebentar ini dengan kebahagian akhirat yang kita hidup abadi selamanya.
Dari
Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhuma- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan
kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing”
(Shahih, H.R. Muslim: no. 208, 209,
Tirmidzi: no. 2553, )
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhuma- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Dunia adalah penjara bagi orang
beriman dan surga bagi orang kafir.”
(Shahih, H.R. Muslim no. 5256, Tirmidzi:
no. 2246, Sunan Ibnu Majah: no. 4103
& Ahmad: no. 6560, 7939, 8694 )
“Kita sama-sama perdalam lagi ilmu syar’i agar dapat
membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang boleh mana dilarang, mana
yang halal mana yang haram, mana yang sunnah dan mana yang bid’ah. Sungguh itulah pertanda Allah menginginkan kita untuk menjadi
baik. Dari
Mu’awiyah -radhiyallahu ‘anhuma- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi
baik, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.”
(Shahih,
H.R. Bukhari no. 69, 2884, 6768, & Muslim no. 1719, 1721, 3549).
Dahulu para wanita rela mati demi mempertahankan syariat yang
Allah tetapkan. Lihatlah Asiyah istri Firaun yang rela disiksa hingga mati demi
mempertahankan syariat Allah. Lihatlah Sumayyah istri Yasir, wanita pertama Ummat
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang mati disiksa oleh Abu Jahal yang ditusuk kemaluannya hingga tewas demi
mempertahankan syariat yang Allah tetapkan. Dan begitu banyak teladan dari para
syahidah yang rela mati demi mempertahankan aqidahnya. Bersabarlah, sungguh
surga adalah balasan bagi orang-orang yang bersabar.
Wahai para kaum hawa..
Jadikanlah Ummahatul Mukminin
para istri nabi menjadi teladan bagi dirimu,
Seperti Khadijah binti Khuwailid -radhiyallahu ‘anha-...
yang darinya Nabi berkata “Aku dianugrahkan cinta oleh Khadijah”
Seperti Saudah binti Zum’ah -radhiyallahu ‘anha-..
wanita yang sudah cukup tua yang memberikan jatah malam
kepada Aisyah -radhiyallahu ‘anha-
hanya agar tetap menjadi istri Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sampai meninggal dan kelak menemaninya di surga.
Seperti Aisyah binti Abu Bakar -radhiyallahu
‘anha-...
yang dianugrahi kecerdasan yang luar biasa yang dari nya
banyak meriwayatkan hadist, yang dikatakan oleh Rasulullah “Aisyah adalah
wanita yang paling aku cintai.”
Seperti Hafsah binti Umar -radhiyallahu ‘anha-...
yang dikenal sebagai wanita ahli ibadah dan disebut wanita
yang rajin puasa dan rajin shalat malam.
Seperti Zainab binti Khuzaimah -radhiyallahu ‘anha-...
yang dujuli sebagai Ummul Masakin (ibunda orang-orang miskin)
karena kasih sayang dan kemurahan hatinya terhadap orang-orang miskin.
Seperti Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah -radhiyallahu ‘anha-...
yang terkenal dengan kecantikannya, sampai-sampai Aisyah -radhiyallahu ‘anha- berkata
setelah melihatnya, “demi Allah, dia jauh jauh lebih cantik dan lebih indah
dari apa yang aku bayangkan.”
Seperti Zainab binti Jahsy -radhiyallahu ‘anha-...
Wanita ahli ibadah dan gemar sedekah, yang menampakan dirinya
dihadapan istri Rasul shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang lain dengan mengatakan “Aku langsung dinikahkan Allah dari
atas langit yang ketujuh”
Seperti Juwariayah binti Al Harits -radhiyallahu ‘anha-
wanita paling berkah bagi kaumnya karena pernikahannya dengan
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
membuat para sahabat membebaskan tawanannya dari Bani Mustaliq.
Seperti Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan -radhiyallahu ‘anha-...
Seorang yang kuat pendirian imannya, bahkan ayah nya Abu
sufyan (ketika itu belum masuk islam) dilarang olehnya menduduki alas yang
digunakan suaminya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk tidur.
Seperti Shafiyah binti Huyai -radhiyallahu ‘anha-...
Wanita yang dikatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai wanita shadiqqah (wanita yang jujur imannya).
Seperti Maimunah binti Al Harits -radhiyallahu ‘anha-...
Yang kata Aisyah -radhiyallahu
‘anha- ketika ia wafat sebagai diantara wanita yang paling bertakwa
kepada Allah dan paling penyambung silaturahim.
Jadilah dirimu ukhti
seperti wanita yang dikatakan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sebaik baiknya wanita (Khoirunnisa)
Seperti Asiyah binti Muzahim..
Seperti Maryam binti Imran..
Seperti Khadijah binti Khuwailid, dan..
Seperti Fatimah binti Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Jadikanlah mereka para teladan, tuntunan, dan motivasi hidup
dalam meraih kemulian sebagai seorang wanita.
Dari Abdullah bin Amru -radhiyallahu
‘anhuma- Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pun bersabda ;
“Dunia adalah
perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(Shahih, H.R.
Muslim: 2668, An-Nasai: 3180, & Ahmad: 6279)
Maha adil Allah yang menjadikan wanita sebagai sebesar
besarnya fitnah namun menjadikannya pula sebaik-baiknya perhiasan dunia.
Maka bantulah kami dengan menutupi sebaik-baiknya perhiasan
itu,
Ukhti, bantu kami untuk menundukan pandangan...
Oleh: Faiz Adriansyah
Sumber:
Al
Qur’an Karim
Ensiklopedi
Hadith 9 Imam Android version
Syaikh
Shafiyyurahman Al-Mubarakfur, Ar Rohiq
Makhtum Sirah Nabawiah, Penerbit Ummul Quro 2011
[1]
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3/232 (dalam
https://rumaysho.com/782-lemah-lembutlah-dalam-bertutur-kata.html diakses 29
Desember 2015 Pukul 19:31 WIB)
[2]
Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari (dalam Broadcast
Massage grup whatsapp
dakwahislam.net repost grup whatsapp
Tegar Diatas Sunnah, Oktober 2015)
[3]
https://konsultasisyariah.com/21494-apa-itu-tabarruj.html diakses 29 Desember
2015 Pukul 22:08 WIB
[4]https://muslim.or.id/19526-wanita-ujian-terbesar-kaum-laki-laki.html
diakses 29 Desember 2015 Pukul 21.33 WIB
[5]
ibid (dalam
https://muslim.or.id/19526-wanita-ujian-terbesar-kaum-laki-laki.html diakses 29
Desember 2015 Pukul 21.33 WIB)
[6]
ibid, hal. 179 (dalam
https://muslim.or.id/19526-wanita-ujian-terbesar-kaum-laki-laki.html diakses 29
Desember 2015 Pukul 21.33 WIB)
[7]
Majmu Fatawa asy Syaikh al Utsaimin, II, pertanyaan no. 318 (dalam
http://buletinalfityah.blogspot.co.id/2012/05/memajang-foto-di-facebook.html
diakses 30 Desember Pukul 00:59)
1 komentar:
Izin share
Posting Komentar